
SUATU hari para pemuka agama, para tokoh masyarakat menjatuhkan hukuman pada seorang wanita yang dianggap berzina, walaupun wanita itu sebetulnya pelacur. hukuman yang di jatuhkan kepadanya tidak main - main : rajam atau hukuman mati, dengan cara di lempari batu sampai ia menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Tidak hanya para pemuka agama dan tokoh masyarakat, tetapi anak - anak kecil----mereka yang tidak tahu "dosa" itu apa, "pelacuran" dan "zina" itu apa---- turut ambil bagian dalam aksi pembunuhan seorang wanita yang dianggap "tuna susila" oleh masyarakat yang menganggap dirinya "cukup susila".
Tubuh wanita itu sudah berlamuran darah, ia menjerit kesakitan. tiba - tiba dari salah satu sudut jalan tiba seorang pria---- kurus, tinggi, berjubah putih. ia mendekati wanita malang yang sedang di lempari batu itu. ia mengangkat wanita itu, memeluknya. mata-Nya merah, bibir-Nya gemetaran, namun suara-Nya berapi - api---- bagaikan suara petir di tengah hari.
"Kalian sedang melempari batu----kalian yang ingin membunuh wanita ini---- kenapa kalian ingin membunuh dia ? karena ia seorang pelacur ? karena melacurkan badannya ? apakah kalian lebih baik dari dia ? kalian telah melacurkan jiwa kalian, roh kalian. kalian semua munafik. adakah satu pun diantara kalian yang belum pernah melacurkan jiwanya, rohnya ? kalau ada biarkan dia yang melemparkan batu pertama. kalian semua kotor, tidak bersih. kalian tidak berhak menghukum wanita ini.
Kata orang, ia yang melindungi wanita malang itu adalah Nabi Isa